Sabtu, 26 September 2015

Pengosongan rumah asrama di Medan ricuh, penghuni teriaki tentara

 
Pengosongan rumah dinas di Jalan Pancasila, Asrama Kodam I Bukit Barisan di Sunggal, Medan, berlangsung ricuh. Keluarga penghuni menolak rumahnya dikosongkan.

Eksekusi dilakukan puluhan personel TNI. Hari ini mereka mengosongkan satu unit dari ratusan rumah yang akan ditertibkan di asrama itu.

Kericuhan bermula saat personel TNI mengeluarkan paksa barang-barang dari dalam rumah. Penghuni yang merupakan keluarga purnawirawan TNI tidak terima, mereka berteriak dan berusaha menghalangi upaya petugas.

Meski mendapat protes dan sempat dihalangi, upaya pengosongan tetap berlangsung. Warga hanya bisa menyampaikan kekecewaannya dengan berteriak.

"Suatu saat kalian akan pensiun, kalian dibuat seperti ini, bagaimana rasanya," teriak Farida, salah seorang yang menolak penggusuran, Rabu (9/9).

Selain itu, pengosongan paksa ini dinilai pilih kasih. Alasannya, hanya 400 dari 800 unit rumah di asrama Sunggal yang dikosongkan. "Jangan kami satu-satu dikosongkan. Beri kami solusi," sebut Farida.

Sementara Panglima Kodam I Bukit Barisan Mayjend Lodewyk Pusung mengatakan, penertiban ini dilakukan karena masih banyak prajurit aktif yang terpaksa mengontrak di luar asrama. Kalau para purnawirawan keluar dari asrama itu, prajurit aktif bisa masuk ke sana.

"Saya sudah koordinasikan dengan senior-senior, mengimbau dan mengajak mereka untuk melihat kami yang masih dinas. Terus terang saja, masih banyak prajurit saya yang tinggal di luar," kata Lodewyk.

Menurut Lodewyk, dia meneruskan kebijakan pangdam sebelumnya dan telah ada proses sebelum penertiban dilakukan. "Dan ada data rumah itu disewa, sedangkan di satu sisi anggota saya ngontrak di luar," ucapnya.