Sabtu, 28 Januari 2017

Gudang Produksi Tabung Gas Oplosan Sei Belutu Digerebek Diduga Milik Anggota DPRD Sumut


 
Medan (JGO)
Kepolisian Daerah Sumatera Utara menggerebek gudang tabung gas oplosan, disebut-sebut milik seorang Anggota DPRDSU berinisial IA di Jalan Sei Belutu Medan, kemarin. Dalam penggerebekan itu polisi menyita ribuan tabung gas dan sejumlah pekerja diamankan.

Penggerebekan gudang tabung gas oplosan tersebut berawal dari laporan masyarakat.Sementara usaha memproduksi tabung gas oplosan yang disinyalir sudah berjalan cukup lama tersebut diketahui milik seorang anggota dewan disebut-sebut dari Fraksi Partai Golkar.

Terlebih saat penggerebakan di sejumlah ruangan di gudang tersebut, petugas menemukan sejumlah foto pemilik bangunan bersama para pejabat di Sumatera Utara. Sedangkan dalam penggerebekan itu, sebanyak lima pekerja diamankan dan ribuan tabung gas beserta alat pengoplos disita.

Dalam laporan dikutip dari Metrotv disebutkan saat penggerebekan tersebut, para pekerja mengaku usaha produksi tabung gas oplosan tersebut milik anggota Provinsi DPRD Sumatera Utara dengan inisial IA.
Sementara itu, informasi diperoleh pada awal September 2015, POlsek Medan Sunggal juga telah melakukan penggerebekan gudang gas elpiji oplosan di Jalan Ringroad tepat di sebelah Hotel Saudara Syariah, Medan. Pada penggerebakan tersebut telah berkembang informasi bahwa pasokan ribuan gas elpiji 3 kg ke gudang oplosan tersebut adalah PT Gas Antar Santara yang beralamat di Jalan Jala, Rengas Pulau, Medan Marelan tersebut disebut-sebut milik oknum Anggota DPRD Sumut juga berinisial IA.

Bahkan saat itu Humas Pertamina Sumatera Bagian Utara, Brasto Galih Nugroho membenarkan bahwa PT Gas Antar Santara merupakan agen resmi epiji subsidi 3 kg yang beralamat di Jalan Jala nomor 27, Rengas Pulau."Pemilik distributor itu IAL. Adapun, lokasi penggerebekan di Jalan Ringroad bukan tempat agen,"katanya saat  itu (wawi)

Tanaman Sawit PTPN III Kebun Rambutan di Dolok Masihul di Serang Ulat Kantong


 
 Akibat serangan ulat kantong Pohon sawit kering di perkebunan sawit PTPN III kebun rambutan

Sergei (JGO)  Ratusan hektare tanaman kelapa sawit milik PTPN III Kebun Rambutan di Desa Malasori Bakaran Batu, Kecamatan Dolok Masihul, Serdang Bedagai (Sergai) diserang hama. Dilihat dari gejalanya, hama yang menyerang berasal dari ulat api dan ulat kantong.Serangan hama ini mengakibatkan kondisi pertumbuhan tanaman menjadi tidak normal,  helai daun tanaman sawit menjadi berlubang-lubang hingga habis sama sekali dan yang   tinggal hanya tulang daunnya saja. Parahnya lagi, lama kelamaan tulang daunnya pun menjadi kering seperti habis terbakar.

Informasi yang diperoleh dari warga desa yang selalu melintas di lokasi kebun setempat belum lama ini menyebutkan, kerusakan tanaman sawit pada bagian daun dan pelepahnya itu sudah terlihat sejak beberapa bulan lalu di areal kebun tersebut. Kerusakan tanaman yang terjadi juga semakin hari semakin meluas. "Ulatnya jika mengenai tubuh terasa seperti terbakar," ujar warga.Asisten Kepala (Askep) Hadi Sahputra saat dikonfirmasi lewat ponselnya, Rabu (25/1) membenarkan adanya serangan hama menyerang tanaman sawit di wilayah kebun tersebut yang menurutnya berasal dari hama ulat kantong, bukan ulat api. Namun, jumlahnya tidak mencapai ratusan hektare, karena tidak semuanya satu hamparan yang terserang.  "Hamanya berasal dari ulat kantong bukan ulat api. Itu beda," ujarnya. 

Serangan hama, jelasnya, sudah terlihat saat ia baru pindah tugas ke Kebun Rambutan,  Agustus 2016 lalu. Dan, hama yang menurutnya tidak dapat diprediksi kapan datangnya ini sudah menyerang hampir semua afdeling. "Kita juga terus melakukan pengendalian, tinggal menunggu efeknya saja", tegasnya (Done)

Jalan Desa Paya Bengkuang Langkat Butuh Perbaikan

 
Langkat(JGO)
Warga minta Pemkab Langkat lakukan perbaikan jalan di Dusun III dan Dusun IV, Desa Paya Bengkuang Kecamatan Gebang, Kab Langkat, yang kini kondisinya mengalami kerusakan cukup parah.Kini jalan desa yang rusak diperkirakan mencapai sepanjang kurang lebih 2 Km itu dalam kondisi berlumpur sehingga sangat sulit dilalui para pengendara khususnya roda dua dan empat termasuk Betor (becak bermotor).

Sumarni Nababan (48) warga setempat, saat ditemui wartawan di lokasi jalan rusak mengatakan, kondisi jalan rusak seperti ini sudah cukup lama dirasakan warga disini, namun sampai sejauh ini belum ada upaya perbaikan dari pemerintah, ujarnya.Menurut dia, mobilitas sejumlah dump truk sarat muatan material pengaspalan serta alat berat yang  setiap hari melintasi jalan menuju Desa Bukit Mengkirai, semakin memperburuk keadaan ruas jalan.

Senada dengan itu, Suparno (48), warga Desa Paya Bengkuang ini juga mengaku kesal dengan kondisi jalan rusak  yang sudah berlangsung cukup lama.
"Bagaimana mungkin taraf hidup para petani bisa ditingkatkan, sementara infrastruktur jalan saja tidak beres," ujarnya.Di desa itu,  75 persen  jumlah penduduk hidup dari hasil pertanian. Artinya daerah ini merupakan salah satu desa sentra pertanian di Kab Langkat. Warga disini sangat membutuhkan jalan yang layak untuk memudahkan para petani mengangkut serta memasarkan keluar hasil pertaniannya, kata Suparno.(Dra)

Selasa, 10 Januari 2017

LSM Membangun Persada : Medan Top Kali, di Medan Ada Proyek Belum Siap Sudah Dibayar

Image result for proyek drainase kota medan belum siap
Medan (JGO)
Kata-kata Medan Top kali rupanya bukan hanya selogan semata tapi memang kenyatan .Seperti mengenai Proyek Drenase,satu-satunya proyek belum siap per 25 Desember 2016 sudah dibayar hanyalah dikota Medan hebatkan memang top kali .Kata Akri Lubis Ketua LSM Membangun Persada di Lau Dendang baru-baru ini ,inilah proyek Drenase di Kota Medan yang dipimpin Bapak Walikota Dzumi Eldin
Kita bias lihat proyek drenase yang belum siap seperti di jalan karyawisata Medan Johor senilai Rp 4,532.M Begitu pula proyek drenase di jalan Bilal kec Medan Timur anggaran Rp 4,8 M Belum lagi Proyek Drenase di Medan Marelan pasar tiga.
Ada lagi proyek Drenase yang tak siap jalan ayahanda/jalan abdul harahap  yang dikerjakan PT Borbor Sukses Abadi senilai Rp 2 M,Pembetonan drenase jalan Mayang dari mulai jalan Adam malik sampai jalan Skip Oleh PT Telaga Sembilan senilai Rp 4,3 M Lain lagi pembetonan Drenase di jalan sei Padang oleh PT Tahta Group Rp Rp 2,8 M.
Dan para Kontraktor ini sangat sakti mereka minta pembayaran sesuai hasil pekerjaan meski sudah melewati batas  waktu per 25 Desember 2016 .Tanpa ada denda ,Black list perusahan mereka mengajukan surat perinth pembayaran (SPM) kepada dinas sebesar 80 persen yang heranya dikabulkan oleh Kepala Badan Pengelolan Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan yang di Pimpin Bapak Iwan Ritonga .
Hebat bukan ini Medan Top Kali kata Akri Lubis ketua LSM Membangun Persada ,bukankah ini sudah bias di masukan pasal Korupsi .Harapan saya kata Akri Lubis agar KPK turu kemedan periksa Korupsi yang terjadi di Pemko Medan .Agar Medan terbebas dari Korupsi .Sudah dua kali walikotanya tersangka korupsi .
Kalau walikota Medan Drs Dzumi Eldin terlibat dalam korupsi Drenase ini KPK jangan segan- segan mengusutnya.LSM Membagun Persada sangat berharap nuansa Korupsi di proyek drenase di Kota Medan segera terungkap(Fajar)